![]() |
Dortheys Hiyo Eluay** |
Dortheys Hiyo Eluay (lahir di Sereh, Sentani,
Jayapura, 3 November 1937 – meninggal di Muara Tami, Jayapura, 10 November 2001
pada umur 64 tahun) adalah mantan ketua Presidium Dewan Papua (PDP), yang didirikan
oleh mantan presiden Indonesia Abdurrahman Wahid.
Pendidikan dan awal hidup
Eluay dididik di sekolah dasar lanjutan
(Jongensvervolgschool) di Yoka, Sentani, pada masa penjajahan Belanda. Dia
mempelajari meteorologi dan lalu bekerja sebagai asisten ahli meteorologi di
Badan Metereologi dan Geofisika Pemerintah Hindia Belanda. Keluarganya
merupakan kepala adat (ondoafi) di Desa Sereh. Eluay sendiri kemudian menjadi
ondoafi berkat pendidikannya yang lumayan tinggi.
Setelah Belanda melepaskan kekuasaan West Papua ,dia
menikahi istri baru orang paniai/ Mee yang bernama Salomina Pigome
saudara dari bapak yereminus pigome.1963.
Karier politik
Tahun 1977, Theys pindah ke Golkar. Ia menjadi anggota
DPRD I Irian Jaya hingga tahun 1992. Dalam pemilu berikutnya ia tidak
dicalonkan lagi sehingga ia kecewa, dan bersuara lantang terhadap Jakarta.
Tahun 1992, dibentuk Lembaga Musyawarah Adat (LMA) yang menyatukan 250 suku
Papua. Theys terpilih dan dinobatkan selaku Pemimpin Besar LMA Papua. Ia
kemudian menobatkan diri jadi Pemimpin Besar Dewan Papua Merdeka.
Pada 1 Desember 1999, Theys mencetuskan dekrit Papua
Merdeka serta mengibarkan bendera Bintang Kejora. Lalu pada Mei-Juni 2000, ia
mengadakan Kongres Nasional II Rakyat Papua Barat, yang lalu dikenal sebagai
Kongres Rakyat Papua, Jayapura. Dalam kongres itu, Theys terpilih sebagai Ketua
PDP.
ada beberapa faksi dalam Tentara Nasional Indonesia
yang kurang suka akan adanya PDP ini sebab mereka takut bahwa hal ini akan
menuju lepasnya Papua dari pangkuan NKRI.
Kematian
Pada tanggal 10 November 2001, Theys Hiyo Eluay
diculik dan lalu ditemukan sudah terbunuh pada esok harinya di mobilnya di
sekitar Jayapura. ternyata pembunuhan ini dilakukan oleh oknum-oknum Komando
Pasukan Khusus (Kopassus). Beberapa anggotanya, antara lain Letkol Hartomo,
Dunia Internasional mengecam pembunuhan Eluay ini,namun tidak sampai finis
sampai saat ini walau suda 11 tahun berlalu.
Eluay akhirnya dimakamkan di tempat kelahirannya
Sentani ,pada sebuah tanah yang sudah diwakafkan oleh para tetua suku.
Pemakamannya dihadiri kurang lebih 10.000 lebih orang Papua. Di jalan raya
antara Jayapura dan Sentani sebuah monumen kecil didirikan untuk mengenang
pembunuhan ini.
**)Selamat
jalan Bapak Pejuang ,Namamu kan selalu dikenang , selamat jalan Pahlawan-ku.
0 komentar:
Posting Komentar