JAYAPURA,(permanapandodei),. - Kebebasan pers kembali terusik di Papua,
Esau Miram salah seorang wartawan media lokal di Papua mendapat
intimidasi yang diduga dilakukan oleh salah seorang oknum TNI
XVII/Cenderawasih, Kamis siang tadi.
Peritiswa ini terjadi ketika
Esau, wartawan yang bertugas di bidang Pemerintahan itu, hendak meliput
acara ramah tamah Panglima Kodam XVII/Cenderawasih bersama seluruh
kepala Daerah se-Papua yang berlangsung di aula Tony Rompis Kodam
XVII/Cenderawasih.
“Saat itu saya datang mengendarai sepeda
motor. Sesampainya di pos Provost, saya liat mereka ada bertiga yang
jaga. Saya lalu berniat akan melapor dan meminta izin untuk meliput
kegiatan ramah tamah di dalam aula, tetapi saya belum meminta izin
tiba-tiba salah satu dari tiga petugas jaga meneriaki saya dengan ketus.
Hei, kau teroris y? Padahal saat itu kartu identitas saya sedang saya
pegang dan akan ditunjukkan kepada mereka,” papar Esau kepada wartawan,
Kamis (8/11/2012).
Usai dimaki dengan kata-kata Teroris oleh
oknum TNI itu, Esau lantas menjelaskan maksud kedatangannya dengan baik
kepada oknum TNI itu, meski sempat dipersulit, Esau lalu dizinkan masuk
oleh anggota TNI lainnya.
Kepala Penerangan Kodam
XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Jansen Simanjuntak yang dikonfirmasi
wartawan usai acara ramah tamah, mengaku tidak mengetahui insiden
tersebut. Namun atas nama Kodam XVII/Cenderawasih, dirinya meminta maaf
atas kejadian itu dan ketidaknyamanan yang dilakukan prajuritnya.
“Saya
pribadi memohon maaf atas insiden ini. Jangan karena saudara kita Esau
Miram ini adalah putra asli Papua lantas anggota tersebut mengeluarkan
kata-kata yang tidak pantas. Sekali lagi saya mohon maaf. Yang
bersangkutan juga akan kami proses sesuai aturan yang berlaku,” ungkap
Jansen.
Sementara itu, Saleh, salah seorang anggota Provost yang
bertugas di pos jaga Kodam XVII/Cenderawasih kepada wartawan mengaku
melihat insiden itu, namun dirinya tidak ambil pusing karena dikiranya
kedua antara oknum anggota TNI dan Esau adalah sahabat.
“Memang
tadi sewaktu abang wartawan ini mau masuk ke pos, teman kami itu
meneriaki dia dengan kata-kata teroris. Saya pikir mereka saling kenal
sehingga saya biarkan. Eh, tau-taunya kasus jadi panjang seperti ini.”
Terang Saleh.
Kasus intimidasi oleh oknum TNI XVII/Cenderawasi
ini bukan yang pertama kali. Pada 2010 lalu, kasus serupa dilakukan juga
oleh oknum TNI XVII/Cenderawasih berpangkat Pelda. Puluhan wartawan
dihardik dengan cacian bahkan diancam akan merusak kamera wartawan jika
tetap ingin meliput aksi protes guru-guru di Yayasan Persit.
(ris/okezone)
0 komentar:
Posting Komentar